Rabu, 03 Desember 2014

Paket tour Kota Blitar ke Bali

Kami adalah biro tour and travel overlandbali.blogspot.com yang senantiasa mengajak masyarakat warga Kota Blitar untuk tour ke Bali menggunakan jasa wisata dari kami. Adapun service yang kami miliki ialah paket overland dari Kota Blitar menuju Bali menggunakan kendaraan darat seperti Bus AC Standart Pariwisata, Audio, Vidio, Toilet, Wifi, Reclining Seat dll. Ataupun jika anda ingin menggunakan pesawat terbang dari Bandara Juanda Surabaya ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Silahkan hubungi tour manager kami untuk konsultasi jasa paket tour ke Bali
Telpon    : 0361-488-208 / 0361-361-3000
HP        : 0821-400-780-97 [ whatsapp, line ]
email    : info@parahitatour.com




Adapun beberapa keyword yang bisa anda gunakan ialah :

  • Paket tour karyawan Kota Blitar ke Bali
  • Paket tour Kota Blitar ke Bali
  • Paket meeting Kota Blitar ke Bali
  • Wisata mahasiswa Kota Blitar ke Bali
  • Kunjungan kerja Kota Blitar ke Bali
  • Overland Kota Blitar ke Bali
  • Rombongan ziarah wali pitu Kota Blitar ke Bali
  • Pariwisata di Kota Blitar
  • Objek wisata di Kota Blitar
  • Study tour Kota Blitar ke Bali
  • Jalan Jalan Kota Blitar ke Bali
  • Group tour Kota Blitar ke Bali
  • Travel agent di Kota Blitar
  • Sewa bus di Kota Blitar
  • Bulan madu Kota Blitar ke Bali

Latar Belakang Kota Blitar

Kota Blitar merupakan sebuah kota yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 167 km sebelah selatan Surabaya. Kota Blitar terkenal sebagai tempat dimakamkannya presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno.[1]

Selain disebut sebagai Kota Patria, kota ini juga disebut sebagai Kota Peta (Pembela Tanah Air) karena di bawah kepimpinanan Suprijadi, Laskar Peta melakukan perlawanan terhadap Jepang untuk pertama kalinya pada tanggal 14 Februari 1945 yang menginspirasi timbulnya perlawanan menuju kemerdekaan di daerah lain.

Ikan koi yang populer di Jepang dapat dibudidayakan dengan baik di kota ini sehingga memberikan julukan tambahan sebagai Kota Koi.

Sejarah Kota Blitar

Berdasarkan legenda, dahulu bangsa Tartar dari Asia Timur sempat menguasai daerah Blitar yang kala itu belum bernama Blitar. Majapahit saat itu merasa perlu untuk merebutnya. Kerajaan adidaya tersebut kemudian mengutus Nilasuwarna untuk memukul mundur bangsa Tartar.

Keberuntungan berpihak pada Nilasuwarna, ia dapat mengusir bangsa dari Mongolia itu. Atas jasanya, ia dianugerahi gelar sebagai Adipati Aryo Blitar I untuk kemudian memimpin daerah yang berhasil direbutnya tersebut. Ia menamakan tanah yang berhasil ia bebaskan dengan nama Balitar yang berarti kembali pulangnya bangsa Tartar.

Akan tetapi, pada perkembangannya terjadi konflik antara Aryo Blitar I dengan Ki Sengguruh Kinareja yang tak lain adalah patihnya sendiri. Konflik ini terjadi karena Sengguruh ingin mempersunting Dewi Rayung Wulan, istri Aryo Blitar I.

Singkat cerita, Aryo Blitar I lengser dan Sengguruh meraih tahta dengan gelar Adipati Aryo Blitar II. Akan tetapi, pemberontakan kembali terjadi. Aryo Blitar II dipaksa turun oleh Joko Kandung, putra dari Aryo Blitar I. Kepemimpinan Joko Kandung dihentikan oleh kedatangan bangsa Belanda. Sebenarnya, rakyat Blitar yang multietnis saat itu telah melakukan perlawanan, tetapi dapat diredam oleh Belanda.

Kota Blitar mulai berstatus gemeente (kotapraja) pada tanggal 1 April 1906 berdasarkan peraturan Staatsblad van Nederlandsche Indie No. 150/1906. Pada tahun itu, juga dibentuk beberapa kota lain di Pulau Jawa, antara lain Batavia, Buitenzorg, Bandoeng, Cheribon, Magelang, Samarang, Salatiga, Madioen, Malang, Soerabaja, dan Pasoeroean.

Dengan statusnya sebagai gemeente, selanjutnya di Blitar juga dibentuk Dewan Kotapradja Blitar yang beranggotakan 13 orang dan mendapatkan subsidi sebesar 11.850 gulden dari Pemerintah Hindia-Belanda. Untuk sementara, jabatan burgemeester (wali kota) dirangkap oleh Residen Kediri.

Pada zaman pendudukan Jepang, berdasarkan Osamu Seirei tahun 1942, kota ini disebut sebagai Blitar-shi dengan luas wilayah 16,1 km² dan dipimpin oleh seorang shi-chō.

Selanjutnya, berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang No. 17/1950, Kota Blitar ditetapkan sebagai daerah kota kecil dengan luas wilayah 16,1 km². Dalam perkembangannya, nama kota ini kemudian diubah lagi menjadi Kotamadya Blitar berdasarkan Undang-Undang No. 18/1965. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 48/1982, luas wilayah Kotamadya Blitar ditambah menjadi 32,58 km² serta dikembangkan dari satu menjadi tiga kecamatan dengan 20 kelurahan. Terakhir, berdasarkan Undang-Undang No. 22/1999, nama Kotamadya Blitar diubah menjadi Kota Blitar.[3]

Lihat daftar penawaran Paket Tour Blitar ke Bali.