Untuk hubungi kami, silahkan pada alamat :
Telpon Kantor : 0361-488-208
HP/ SMS/ Whatsapp : 0821-400-780-97
Line : @parahitatour
Simpati : 0851-055-13000
XL : 0818-055-13000
Email : info@parahitatour.com
Lihat daftar penawaran Paket Tour Kabupaten Banjarnegara ke Bali. Adapun beberapa keyword yang bisa anda gunakan ialah :
- Paket tour karyawan Kabupaten Banjarnegara ke Bali
- Paket tour Kabupaten Banjarnegara ke Bali
- Paket meeting Kabupaten Banjarnegara ke Bali
- Wisata mahasiswa Kabupaten Banjarnegara ke Bali
- Kunjungan kerja Kabupaten Banjarnegara ke Bali
- Overland Kabupaten Banjarnegara ke Bali
- Rombongan ziarah wali pitu Kabupaten Banjarnegara ke Bali
- Pariwisata di Kabupaten Banjarnegara
- Objek wisata di Kabupaten Banjarnegara
- Study tour Kabupaten Banjarnegara ke Bali
- Jalan Jalan Kabupaten Banjarnegara ke Bali
- Group tour Kabupaten Banjarnegara ke Bali
- Travel agent di Kabupaten Banjarnegara
- Sewa bus di Kabupaten Banjarnegara
- Bulan madu Kabupaten Banjarnegara ke Bali
Lihat daftar penawaran Paket Tour Banjarnegara ke Bali.
Geografi Kabupaten Banjarnegara
Bentang alam berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografis, wilayah ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :Zona Utara, adalah kawasan pegunungan yang merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, Pegunungan Serayu Utara. Daerah ini memiliki relief yang curam dan bergelombang. Di perbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang terdapat beberapa puncak, seperti Gunung Rogojembangan dan Gunung Prahu. Beberapa kawasan digunakan sebagai obyek wisata, dan terdapat pula pembangkit listrik tenaga panas bumi. Zona sebelah utara meliputi kecamatan Kalibening, Pandanarum, Wanayasa, Pagentan, Pejawaran, Batur, Karangkobar, Madukara
Zona Tengah, merupakan zona Depresi Serayu yang cukup subur. Bagian wilayah ini meliputi kecamatan Banjarnegara, Ampelsari, Bawang, Purwanegara, Mandiraja, Purworejo Klampok, Susukan, Wanadadi, Banjarmangu, Rakit
Zona Selatan, merupakan bagian dari Pegunungan Serayu, merupakan daerah pegunungan yang memiliki relief curam meliputi kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, Sigaluh, Mandiraja, Bawang, Susukan.
Sejarah Kabupaten Banjarnegara
Dalam perang Diponegoro, R.Tumenggung Dipoyudo IV berjasa kepada pemerintah mataram, sehingga di usulkan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono VII untuk di tetapkan menjadi bupati banjar berdasarkan Resolutie Governeor General Buitenzorg tanggal 22 agustus 1831 nomor I, untuk mengisi jabatan Bupati Banjar yang telah dihapus setatusnya yang berkedudukan di Banjarmangu dan dikenal dengan Banjarwatulembu. Usul tersebut disetujui.Persoalan meluapnya Sungai Serayu menjadi kendala yang menyulitkan komunikasi dengan Kasunanan Surakarta. Kesulitan ini menjadi sangat dirasakan menjadi beban bagi bupati ketika dia harus menghadiri Pasewakan Agung pada saat-saat tertentu di Kasultanan Surakarta. Untuk mengatasi masalah ini diputuskan untuk memindahkan ibukota kabupaten ke selatan Sungai Serayu. Daerah Banjar (sekarang Kota Banjarnegara) menjadi pilihan untuk ditetapkan sebagai ibukota yang baru. Kondisi daerah yang baru ini merupakan persawahan yang luas dengan beberapa lereng yang curam. Di daerah persawahan (Banjar) inilah didirikan ibukota kabupaten (Negara) yang baru sehingga nama daerah ini menjadi Banjarnegara (Banjar : Sawah, Negara : Kota).
R.Tumenggung Dipoyuda menjabat Bupati sampai tahun 1846, kemudian diganti R. Adipati Dipodiningkrat, tahun 1878 pensiun. Penggantinya diambil dari luar Kabupaten Banjarnegara. Gubermen (pemerintahan) mengangkat Mas Ngabehi Atmodipuro, patih Kabupaten Purworejo(Bangelan) I Gung Kalopaking di panjer (Kebumen) sebagai penggantinya dan bergelar Kanjeng Raden Tumenggung Jayanegara I. Dia mendapat ganjaran pangkat "Adipati" dan tanda kehormatan "Bintang Mas" Tahun 1896 dia wafat diganti putranya Raden Mas Jayamisena, Wedana distrik Singomerto (Banjarnegara) dan bergelar Kanjeng Raden Tumenggung JayanegaraII. Dari pemerintahan Belanda Raden Tumenggung Jayanegara II mendapat anugrah pangkat "Adipati Aria" Payung emas Bintang emas besar, Officer Oranye. Pada tahun 1927 dia berhenti, pensiun. Penggantinya putra dia Raden Sumitro Kolopaking Purbonegoro, yang juga mendapat anugrah sebutan Tumenggung Aria, dia keturunan kanjeng R. Adipati Dipadingrat, berarti kabupaten kembali kepada keturunan para penguasa terdahulu. Di antarapara Bupati Banjarnegara, Arya Sumitro Kolopaking yang menghayati 3 zaman, yaitu zaman Hindia Belanda, Jepang dan RI, dan menghayati serta menangani langsung Gelora Revolusi Nasional (1945 - 1949). Ia mengalami sebutan "Gusti Kanjeng Bupati", lalu "Banjarnegara Ken Cho" dan berakhir "Bapak Bupati". Selanjutnya yang menjadi Bupati setelah Raden Aria Sumtro Kolopaking Purbonegoro ialah : R. Adipati Dipadiningrat (1846-1878)