Selasa, 20 Januari 2015

Paket Liburan Kabupaten Pamekasan ke Bali

Kabupaten Pamekasan berada di provinsi Jawa Timur, yang memiliki 29 kabupaten dengan potensi alam yang berbeda-beda serta kenaeka ragaman penduduk yang terdapat di daerah Kabupaten Pamekasan.




Kami dari biro perjalanan OverlandBali.Blogspot.Com mengajak anda untuk berlibur ke Pulau Bali dari Kabupaten Pamekasan menggunakan kendaraan darat seperti BUS Pariwisata yang ber AC, Audio, Video, Toilet dan fasilitas Lainnya. Atau anda bisa menggunakan kendaraan udara seperti pesawat terbang dari Bandara Juanda Surabaya menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Anda bisa menghubungi kami untuk pemesanan paket tour ke bali
Telpon    : 0361-361-3000 / 0361-488-208
Mobile/ SMS : 0821-400-78097
Email    : info@parahitatour.com


Keyword yang mungkin anda cari
  • Paket wisata Kabupaten Pamekasan ke Bali
  • Paket tour Kabupaten Pamekasan ke Bali
  • Paket liburan anak sekolah Kabupaten Pamekasan ke Bali
  • Study Tour Kabupaten Pamekasan ke Bali
  • Pariwisata Kabupaten Pamekasan
  • Paket Ziarah Wali Pitu ke Bali dari Kabupaten Pamekasan
  • Wisata Karyawan Kabupaten Pamekasan ke Bali
  • Rombongan Kabupaten Pamekasan wisata ke Bali
  • Jalan Jalan dari Kabupaten Pamekasan ke Pulau Bali
  • Paket tour Overland dari Kabupaten Pamekasan ke Bali
  • Liburan Mahasiswa dari Kabupaten Pamekasan ke Bali
  • Kunjungan Kerja Kabupaten Pamekasan ke Bali
  • Paket Meeting Kabupaten Pamekasan di Bali
  • Travel agent di Kabupaten Pamekasan

Latar Belakang Kabupaten Pamekasan

Kabupaten Pamekasan adalah sebuah kabupaten di Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pamekasan. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Madura di selatan, Kabupaten Sampang di barat, dan Kabupaten Sumenep di timur.

Kabupaten Pamekasan terdiri atas 13 kecamatan, yang dibagi lagi atas 178 desa dan 11 kelurahan. Pusat pemerintahannya ada di Kecamatan Pamekasan.


Sejarah Kabupaten Pamekasan

Kemunculan sejarah pemerintahan lokal Pamekasan, diperkirakan baru diketahui sejak pertengahan abad ke-15 berdasarkan sumber sejarah tentang lahirnya mitos atau legenda Aryo Menak Sunoyo yang mulai merintis pemerintahan lokal di daerah Proppo atau Parupuk. Jauh sebelum munculnya legenda ini, keberadaan Pamekasan tidak banyak dibicarakan. Diperkirakan, Pamekasan merupakan bagian dari pemerintahan Madura di Sumenep yang telah berdiri sejak pengangkatan Arya Wiraraja pada tanggal 13 Oktober 1268 oleh Kertanegara.

Kabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah yang cukup panjang. Istilah Pamekasan sendiri baru dikenal pada sepertiga abad ke-16, ketika Ronggosukowati mulai memindahkan pusat pemerintahan dari Kraton Labangan Daja ke Kraton Mandilaras. Memang belum cukup bukti tertulis yang menyebutkan proses perpindahan pusat pemerintahan sehingga terjadi perubahan nama wilayah ini. Begitu juga munculnya sejarah pemerintahan di Pamekasan sangat jarang ditemukan bukti-bukti tertulis apalagi prasasti yang menjelaskan tentang kapan dan bagaimana keberadaannya.

Jika pemerintahan lokal Pamekasan lahir pada abad 15, tidak dapat disangkal bahwa kabupaten ini lahir pada zaman kegelapan Majapahit yaitu pada saat daerah-daerah pesisir di wilayah kekuasaan Majapahit mulai merintis berdirinya pemerintahan sendiri. Berkaitan dengan sejarah kegelapan Majapahit tentu tidak bisa dipungkiri tentang kemiskinan data sejarah karena di Majapahit sendiri telah sibuk dengan upaya mempertahankan bekas wilayah pemerintahannya yang sangat besar, apalagi saat itu sastrawan-sastrawan terkenal setingkat Mpu Prapanca dan Mpu Tantular tidak banyak menghasilkan karya sastra. Sedangkan pada kehidupan masyarakat Madura sendiri, nampaknya lebih berkembang sastra lisan dibandingkan dengan sastra tulis Graaf (2001) menulis bahwa orang Madura tidak mempunyai sejarah tertulis dalam bahasa sendiri mengenai raja-raja pribumi pada zaman pra-islam.

Tulisan-tulisan yang kemudian mulai diperkenalkan sejarah pemerintahan Pamekasan ini pada awalnya lebih banyak ditulis oleh penulis Belanda sehingga banyak menggunakan Bahasa Belanda dan kemudian mulai diterjemahkan atau ditulis kembali oleh sejarawan Madura, seperti Zainal fatah ataupun Abdurrahman. Memang masih ada bukti-bukti tertulis lainnya yang berkembang di masyarakat, seperti tulisan pada daun lontar atau Layang Madura, namun demikian tulisan pada layang inipun lebih banyak menceritakan sejarah kehidupan para Nabi (Rasul) dan sahabatnya, termasuk juga ajaran-ajaran agama sebagai salah satu sumber pelajaran agama bagi masyarakat luas.

Masa pencerahan sejarah lokal Pamekasan mulai terungkap sekitar paruh kedua abad ke-16, ketika pengaruh Mataram mulai masuk di Madura, terlebih lagi ketika Ronggosukowati mulai mereformasi pemerintahan dan pembangunan di wilayahnya. Bahkan, raja ini disebut-sebut sebagai raja Pertama di Pamekasan yang secara terang-terangan mulai mengembangkan Agama Islam di kraton dan rakyatnya. Hal ini diperkuat dengan pembuatan jalan Se Jimat, yaitu jalan-jalan di Alun-alun kota Pamekasan dan mendirikan Masjid Jamik Pamekasan. Namun, sampai saat ini masih belum bisa diketemukan adanya inskripsi ataupun prasasti pada beberapa situs peninggalannya untuk menentukan kepastian tanggal dan bulan pada saat pertama kali ia memerintah Pamekasan.

Bahkan zaman pemerintahan Ronggosukowati mulai dikenal sejak berkembangnya legenda kyai Joko Piturun, pusaka andalan Ronggosukowati yang diceritakan mampu membunuh Pangeran Lemah Duwur dari Aresbaya melalui peristiwa mimpi. Padahal temuan ini sangat penting karena dianggap memiliki nilai sejarah untuk menentukan Hari Jadi Kota Pamekasan.

Lihat daftar penawaran Paket Tour Pamekasan ke Bali.